Love, Life and Remedies

Sometimes, the most desirable relationship is the one you can't have...

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
July 12, 2009

Testosterone vs. East Side Story

Posted by BoewatChat

"When your boyfriend dumps you, what will you do?"
Berbekal semangat Q! Film Festival.... :)

Gay themed movies/serials akan diterjemahkan sebagai movies or TV serials that pictures gay life (including gay love :) ), whether as a whole or part of it. When only part of it is displayed, it should be attributed to one of the main character and should be part of major story-line. Konsekuensi-nya, "Six Feet Under" dapat dimasukkan sebagai gay-themed, tapi "Torchwood" tidak. Yes, walaupun ada John Barrowman di Torchwood and a lot of kissing and steamy same-sex scene. Kenapa tidak? Karena adegan sex di Torchwood cuma tempelan doank :). "Philadelphia" masuk sebagai gay themed (walaupun tidak ada same-sex bed scene sama sekali, only gay romance) tapi "Caligula" tidak (walaupun banyak penis bertebaran and one or two scenes depicting same-sex).

Dari sisi kualitas, kedua film ini (Testosterone dan East Side Story) jauh dibawah HBO mini-series "Angels in America", yang juga mengangkat tema yang sama, a broken relationship and being dump. Tapi masih worth to watch, terutama karena aktornya ganteng - ganteng :). Di Testosterone ada Antonio Sabato Jr. (ada frontal nudity of him yang woowhh, walaupun cuma 1 detik), di East Side Story ada Rene Alvarado (gak terkenal siy, tapi kemiripannya sama suami BCL itu loh yang bikin betah nonton lama - lama :) ).

Karena foto frontal nudity akan merubah status blog gw jadi restricted, jadi yang ditampilkan disini kemiripan si Rene sama Ashraf aja yaa.. :)


Mirip banget khan? Apalagi kalo lihat film-nya... (Pasti-nya Rene lebih hot, body-nya jauh lebih bagus dibanding Ashraf). Pernah ngebayangin Ashraf lagi having sex? Terpuaskan deh disini :) BTW. Ashraf termasuk jenis yang menimbulkan false alarm niyy buat gw. Sama kaya Choky gitu deh. Maklum... my type ;). Suatu irony juga sebenarnya, because all these men are actually straight (at least, by definition that they haven't had any sexual encounters with other men). When straight men portraying gay, kok selalu tampak indah yaa... Gay yang punya pride, respected, know what he wants. Bukan someone pathetic, surreal, slapstick comedian...

Anyway... Back to the topic.

What will you do if your boyfriend dumps you? Many gays kesulitan menerima ini sebagai sesuatu yang "wajar". Jika ada permulaan, maka seharusnya akan ada akhir bukan? Testosterone mengambil tema ini, ketika Dean ditinggalkan begitu saja oleh Pablo (Antonio Sabato), which he thinks is his soulmate, jadilah dia kelimpungan dan stalking him. Bahkan, ketika dia tahu kalau Pablo adalah seorang sex-addict (sehingga pasti polygamous and promiscuous) dan ibu-nya tidak menyukai hubungan mereka. Dean, gelap mata, bela - belain ke Argentina hanya untuk mencari tahu keberadaannya. Bahkan ada twist di akhir cerita that Dean finally do a violence. Testosterone dibuat denga gaya hyper realism, cenderung surreal, jadi logics nya memang sengaja nggak dibikin "lurus". Sayang penggarapannya nggak gitu bagus, story telling nya nggak sehebat Quentin Tarantino :)

Lain lagi dengan East Side Story. Diego (Rene Alvarado) diputus oleh Pablo (yang closeted), hanya karena Diego mengaku di depan keluarganya that he's gay dan Pablo merasa sangat malu ketahuan (and he feels that his job is jeopardized if people knows him gay). Instead of berlama - lama dalam kesedihan, Diego memutuskan untuk lebih "coming-out" (sebelumnya dia semi-closeted), dengan mencoba "gaul" dimulai dengan attending house warming party tetangganya (a gay couple: Wesley dan Jonathan). Dimulai dengan curhat colongan ke Wesley, yang kemudian membesar dan akhirnya jadilah Diego menjadi orang ketiga dalam hubungan Wesley dan Jonathan yang sudah berlangsung dua tahun. Dan ketika hubungan mereka resmi putus, jadilah happy ending untuk Diego. Dia mendapatkan cinta Wesley, orang yang memang lebih bagus untuk dia dibandingkan Pablo.

Well, if we don't experience it ourselves, we know that both responses are not "ideal", right? :) But life is life :), this kind of things happened, love is blind ;). Sooo... If it is you that is dump by your boyfriend (that you think that he's your soulmate), what'd you do?

Me, possibly I'll cry a while and hurt, struggling to forget him (until years ahead? :p ). But while waiting for the right one to come again, I'll just accept or chase whoever comes across. Even if it's just for fun ;)

5 comments:

Anonymous said...

Jawaban pertanyaannya berdasarkan pengalaman terakhir, fighting back for a limited time.... Begitu ketauan ternyata dia ga pantas buat diperjuangkan, ya sudah, move on....

Anyway, aku suka kalimat terakhirnya, om! Huehehehehehehe!

menjadimanusia said...

boew... gila ya... dah lama gak baca tulisan elo... dan tiba-tiba aja muncul kalimat yang menanyakan apa yang akan engkau lakukan.

Ini pengalaman gw yang dulu (mudah-mudahan gw gak perlu mengalami lagi pengalaman dan peristiwa di-dump):

1. Gw biasanya bakal sakit ati (menangis darah)... sampe bisa meluk kaki boyfriend gw (drama queen bangget)...
2. Selanjutnya gw bakal menangis semalam-malaman di kamar
3. Besok paginya berangkat kerja dengan berwajah muram durja
4. Habis itu gw bakal menghantui teman-teman gw
5. Sampe pada satu titik gw bakal memutuskan bahwa that's it...
6. Lalu akan ada laki-laki lain yang gw pikir bakal gw tiduri saja tanpa perasaan... karna gw berpikir gw tidak bisa jatuh cinta lagi...
7. Lalu gw bakal coba-coba pacaran setelah setahun mungkin...
8. Dan akhirnya pacaran2 itu bakalan gagal-gagal mulu...
9. Sampe akhirnya membutuhkan bertahun-tahun untuk bener-bener punya hati sama seseorang...

Gak enak kali di dump itu... I hope I will never get dumped anymore... :p

lucky said...

Belum pernah..........when everything get worse i dumped them first.

Apisindica said...

Pasti nangis seharian, abis puas terus bego-begoin diri kenapa juga harus nagis. Hidup kan tidak hanya berputar melulu soal dia. Langsung tersadar, beranjak dan nyari yang baru, meski belum tentu laku juga....

Kayak, silentsection: gw suka kalimat terakhirnya!!!!

Anonymous said...

Pengalaman gw ga banyak. But cukup satu kegagalan untuk belajar lebih dewasa. Dulu sempat nangis2x darah dan berperilaku mirip-mirip Days, even gw sendiri ga setuju akan pendapat berikut, but emang berdampak sekali pada kehidupan sosial dan akademik hihi. Dulu merasa ga akan ada cinta yang lain, and rasa itu bertahan beberapa tahun.

Seperti yang dibilang diatas, dimana ada mulai, disitu ada akhir, apa yang kita perlu hanyalah bersiap-siap... ketika kita tahu apa yang akan terjadi, bukankah seharusnya kita udah siapin tameng nya? Hehehe...

Namun ada satu hal yang gw ketahui, jangan berhenti berharap :)....

Post a Comment